Ikan Etong Bakar Favorit Pengunjung Pantai Kalapa-kalapa
A
A
A
SUBANG - Ikan bakar etong merupakan salah satu kuliner khas obyek wisata Pantai Kalapa-kalapa yang berlokasi di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Subang, Jawa Barat. Deretan warung yang menjajakan jenis kuliner ini nyaris memenuhi setiap sudut lokasi wisata tersebut dan selalu ramai oleh pengunjung. Sehingga tak heran, orang yang mengunjungi pantai wisata ini merasa tidak lengkap jika tidak menyantap kuliner itu.
"Setiap saya bersama keluarga main ke Pantai Kalapa-kalapa, pasti harus menikmati ikan etong bakar. Kalau nggak, rasanya kurang afdhol, soalnya itu menu favorit kami," tutur Rizal (40 tahun), pengunjung asal Kabupaten Indramayu, kepada Sindonews.
Pemilik warung ikan bakar, Maman mengatakan, selain menawarkan menu ikan etong bakar, warung makannya memiliki menu andalan lain yang menjadi favorit para pengunjung, yakni sate cumi bakar. Dia menggeluti usaha ini sejak puluhan tahun lalu."Saya buka warung ikan bakar ini udah 25 tahun," ujar pria berusia 50 tahun itu.
Selama ini, etong bakar yang dijajakannya menjadi favorit para pengunjung. Namun belakangan, dia memperkaya menu andalannya dengan sate cumi bakar. "Ternyata banyak pengunjung yang suka menu ini," katanya.
Dalam sehari, dia mampu menjual etong dan cumi sebanyak 25 kilogram. Jumlah ini umumnya mengalami melonjak setiap musim liburan. "Kalau pas libur lebaran, etong dan cumi yang habis terjual bisa mencapai satu ton," ucapnya.
Maman menceritakan, untuk menghasilkan menu yang berkualitas, pihaknya biasa mengambil etong dan cumi segar langsung dari kapal nelayan di Pelabuhan Eretan Indramayu.
Setiap porsi etong dan sate cumi bakar yang disajikan dengan nasi liwet hangat, sambal kecap atau sambal kacang dan sayuran, dia jual dengan harga kompetitif. Meski enggan menyebutkan nilai pasti, Maman mengaku mengantongi keuntungan lumayan dari hasil usahanya itu.
"Satu porsi sate cumi bakar kami jual seharga Rp80.000, adapun etong bakar mulai dari harga Rp35.000-50.000 per kilonya. Keuntungannya sih lumayan buat nafkahin keluarga dan nyekolahin anak-anak," paparnya.
Seorang pengunjung asal Kecamatan Jalancagak, Moh. Anwar (40 tahun) mengaku, kualitas rasa ikan etong bakar di kawasan obyek wisata Pantai Patimban berbeda dibandingkan yang biasa dijajakan di pinggir jalan maupun rumah makan di daerahnya. Sebab, ikan yang dijajakan di kawasan itu kondisinya masih segar.
"Setiap saya bersama keluarga main ke Pantai Kalapa-kalapa, pasti harus menikmati ikan etong bakar. Kalau nggak, rasanya kurang afdhol, soalnya itu menu favorit kami," tutur Rizal (40 tahun), pengunjung asal Kabupaten Indramayu, kepada Sindonews.
Pemilik warung ikan bakar, Maman mengatakan, selain menawarkan menu ikan etong bakar, warung makannya memiliki menu andalan lain yang menjadi favorit para pengunjung, yakni sate cumi bakar. Dia menggeluti usaha ini sejak puluhan tahun lalu."Saya buka warung ikan bakar ini udah 25 tahun," ujar pria berusia 50 tahun itu.
Selama ini, etong bakar yang dijajakannya menjadi favorit para pengunjung. Namun belakangan, dia memperkaya menu andalannya dengan sate cumi bakar. "Ternyata banyak pengunjung yang suka menu ini," katanya.
Dalam sehari, dia mampu menjual etong dan cumi sebanyak 25 kilogram. Jumlah ini umumnya mengalami melonjak setiap musim liburan. "Kalau pas libur lebaran, etong dan cumi yang habis terjual bisa mencapai satu ton," ucapnya.
Maman menceritakan, untuk menghasilkan menu yang berkualitas, pihaknya biasa mengambil etong dan cumi segar langsung dari kapal nelayan di Pelabuhan Eretan Indramayu.
Setiap porsi etong dan sate cumi bakar yang disajikan dengan nasi liwet hangat, sambal kecap atau sambal kacang dan sayuran, dia jual dengan harga kompetitif. Meski enggan menyebutkan nilai pasti, Maman mengaku mengantongi keuntungan lumayan dari hasil usahanya itu.
"Satu porsi sate cumi bakar kami jual seharga Rp80.000, adapun etong bakar mulai dari harga Rp35.000-50.000 per kilonya. Keuntungannya sih lumayan buat nafkahin keluarga dan nyekolahin anak-anak," paparnya.
Seorang pengunjung asal Kecamatan Jalancagak, Moh. Anwar (40 tahun) mengaku, kualitas rasa ikan etong bakar di kawasan obyek wisata Pantai Patimban berbeda dibandingkan yang biasa dijajakan di pinggir jalan maupun rumah makan di daerahnya. Sebab, ikan yang dijajakan di kawasan itu kondisinya masih segar.
(nfl)